TUGAS SOFTSKILL

Sabtu, 02 Desember 2017

 BAB 1
DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN

1.1. KONSEP DAN TERMINOLOGI DEPRESIASI
Depresiasi atau penysutan dalam akutansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan kekeuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.  Ada juga yang berpendapat Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.

Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.



Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
Nyata (tangible):
dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
Tidak nyata (intangible)
Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise. Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Akan tetapi selain itu, adapula metode perhitungan lain yang bias digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun dan saldo menurun ganda.
Secara sederhana depresiasi adalah penurunan nilai suatu benda karena kadar atau lama pemakaiannya.

Secara umum depresiasi dibagi menjadi 2 yaitu :
 a. Depresiasi fisik
b. Depresiasi fungsional


Depresiasi fisik
            Depresiasi fisik disebabkan karena berkurangnya kemampuan fisik dalam suatu alat dalam memberikan hasil. Hal ini menyebabkan biaya operasi dan dan pemeliharaaan meningkat dan hasil keluarannya menurun sedangkan.
Contoh depresiasi fisik
 Mobil yang semakin tua harga biasanya semakin menurun karena kemampuan  jelajahnya yang semakin menurun.
Depresiasi fungsional
            Depresiasi fungsional adalah suatu penurunan nilai yang disebabkan oleh berkurangnya permintaan terhadap fungsi dan alat tersebut.
Contoh depresiasi fungsional
 Computer pentium menurun, karena munculnya komputer core 2 duo yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
1.2.  METODE DEPRESIASI KLASIK
Metode ini digunakan secara terus menerus, langsung dan tidak langsung, untuk mendepresiasi barang. Juga akan dibahas tentang unit-unit metode produksi.

1.      Metode garis lurus (Straight Line, SL)
Depresiasi garis lurus merupakan metode depresiasi yang sederhana. Metode ini mengasumsikan bawa suatu jumlah tetap yang didepresiasi setiap tahunnya atas umur depresiasi (efektif) aset. Persamaan yang digunakan;





untuk 1 ≤ k ≤ N ………. ( persamaan 2)

BVk = B –
………. (persamaan 3)


SVN = Estimasi nilai sisa pada akhir tahun N

dk = Kumulatif defreasiasi sepanjang tahun k

N = umur depresiasi aset dalam tahun

B = harga beli dari aset (Cost basis), termasuk penyesuaian yang diizinkan

BVk = nilai buku pada akhir tahun k

2.      Metode keseimbangan menurun (Declining Balance, DB)

Terkadang, metode ini sering disebut sebagai metode prestase tetap (Constant Percentage Method) atau rumus matheson (Matheson formula), mengansumsikan bahwa depresiasi biaya tahunan merupakan persentase tetap dari BV pada permulaan tahun.


3.      Metode jumlah-angka-tahun (Sum of the Years Digits, SYD)

Angka-angka yang berkaitan dengan angka untuk setiap umur tahun yang diizinkan berada pada urutan pertama dalam urutan yang terbalik. Kemudian, jumlah dari angka-angka ini ditentukan. Faktor depresiasi untuk setiap tahunmerupakan angka dari daftar urutan terbalik untuk tahun tersebut dibagi dengan jumlah angkanya. Sebagai contoh, untuk barang yang mempunyai umur depresiasi (efektif) lima tahun, faktor depresiasi SYD-nya adalah sebagai berikut.

Tahun
Angka Tahun dalam Urutan Terbalik (digits)
Faktor Depresiasi SYD
1
5
5/15
2
4
4/15
3
3
3/15
4
2
2/15
5
1
1/15
Jumlah Angka
15

Depresiasi untuk setiap tahun adalah hasil dari faktor depresiasi SYD untuk tahun tersebut dan selisih antara Cost Basis (B) dan estmasi akhir SV.
1.3.  MARCS
Metode ini (MACRS) diciptakan oleh TRA 86 dan sekarang menjadi metode utama untuk menghitung deduksi depresiasi barang dalam proyek-proyek teknik. MACRS berlaku untuk kebanyakan barang tangibleyang dapat didepresiasi dalam penggunaannya setelah 31 Desember 1986. Contoh dari aset yang tidak dapat didepresikan berdasarkan MACRS adalah barang yang anda pilih untuk tidak dimasukkan karena untuk mendepresiasinya dengan metode yang tidak didasarkan pada bentuk tahun (metode produksi unit) dan barang intangible. MACRS terdiri dari dua sistem untuk menghitung deduksi depresiasi. Sistem utamanya disebut General Depreciation system (GDS) dan sistem kedua disebut Alternative Depreciation System (ADS).
Apabila aset didepresiasi dengan menggunakan MACRS, informasi berikut ini diperlukan sebelum deduksi depresiasi dihitung:

·         Cost basis (B)
·         Tanggal barang tersebut digunakan
·         Kelas barang dan pemulihan
·         Menggunakan metode depresiasi MACRS (GDS atau ADS)
·         Konversi waktu yang digunakan (setengah tahun)
1.4.DEPLESI
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang digunakandalam dunia pertambangan untuk menyatakan penyusutan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya. 
Definisi Deplesi
Deplesi terkadang juga di gunakan dalam ilmu biologi sebagai penganti istilah penyusutan, berkurangnya jumlah suatu senyawa organik yang terjadi dalam sel. Kata deplesi digunakan jika penyusutan yang terjadi tidak bersifat merugikan tetapi mempunyai manfaat bagi bagian-bagian yang menerima hasil dari penyusutan tersebut.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak menggunakan istilah deplesi, deplesi diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi adala sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka bisa dikatakan bahwa kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang beerkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan, dll.
1.5.PROSEDUR UMUM PERHITUNGAN BEFORE DAN AFTER TAX
Metode yang digunakan:
  • Pay Back Period= (Nilai Investasi/Proceed) x 1 taun
Proceed = analisa kas masuk = EAT + tax
  • Rate of Return = ROR = (EAT / Nilai Investasi) x 100%
EAT = Earning After Tax (Pendapatan setelah pajak)
Oleh karena harus mencari EAT, maka harus ditentukan depresiasi/penyusutan.
Depresiasi adalah sebuah tabungan atau pengeluaran yang dilakukan perusahaan agar pada saat investasi tersebut habis UE (umur ekonomis)-nya dapat membeli kembali.
Cara Menentukan Depresiasi/Penyusutan per Tahun
1. Investasi tersebut ditentukan/diestimasi UE & UT (umur teknis). Misal: beli mesin seharga Rp 18.000.000,- diestimasikan mempunyai UE 10 tahun dan UT 13 tahun. Mesin tersebut mempunyai nilai sisa (Salvage Value/Book Value) Rp 5.000.000,-.
2. Penentuan besarnya depresiasi/penyusutan
a. Straight Line Methode
1HM = Harga Mesin, NS = Nilai Sisa
b. Sum of The Years Digit Methode
2Sum of The Years Digit = 1+2+3+…+10 = 55
EBIT = Earning Before Interest and Tax
Contoh :
6
3
Break Event Analysis
Keputusan didasarkan pada Break Event Point (BEP), yaitu suatu titik di mana terjadi modal yang digunakan telah kembali namun belum memperoleh laba, dengan kata lain impas.
Dalam Break Even Point ini, biaya-biaya yang diperhitungkan adalah:
  • Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berfluktuasi dengan tingkat produksi atau penjualan, artinya biaya yang dalam batas tingkat produksi tertentu jumlahnya tetap atau tidak berubah apabila tingkat produksi berubah (Muslich, 2003)
  • Biaya variabel, yaitu biaya yang berfluktuasi secara langsung dengan tingkat produksi atau penjualan , dengan kata lain biaya yang jumlahnya berubah secara langsung dengan tingkat produksi.
  • Total biaya variabel, yaitu seluruh biaya variabel yang telah digunakan. Rumus yang digunakan: TVc = Vc x Q
  • Biaya total, yaitu akumulasi dari seluruh diaya yang digunakan, termasuk di dalamnya biaya total dan biaya variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung biaya total adalah TC = (Fc + Vc)
Selain biaya-biaya di atas diperhitungkan juga total pendapatan atau total Revenue, yang dapat diketahui dengan rumus: TR = P/u x Q.
P/u adalah  harga jual produk per unit.
Rumus-rumus Break Even:
4
Contoh:
Usaha penerbit tabloid Genie:
Biaya tetap = $100
Biaya Variabel = $15/100 eks
Harga = $25/100 eks
Pertanyaan:
1.                  Berapa harus diproduksi tabloid tersebut agar posisi perusahaan BE (gambar)?
  1. Jika perusahaan ingin untung $15, berapa eksamplar harus dijual?
Jawab:
5 copy

1.6. EFEK SETELAH PAJAK DARI NILAI DEPRESIASI
Nilai penyusutan yang dapat dideduksi dalam tahun yang diberikan mungkin berdasarkan pada persentase tetap dari pendapatan kotor (15% untuk sumur geothermal), ditunjukan bahwa deduksi tidak melampaui 50% (100% untuk barang minyak dan gas) dari pendapatan bersih sebelum deduksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar