TUGAS SOFTSKILL

Sabtu, 02 Desember 2017

BAB 2
KONSEP-KONSEP BIAYA DAN LINGKUNGAN EKONOMI
2.1. PENDEKATAN TERINTEGRASI
Pembelajaran terintegrasi adalah salah satu model pembelajaran bertujuan untuk membiasakan pembelajar untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Atau dengan kata lain, melatih pembelajar untuk berpikir secara lebih sistemik. Menurut Brazee &Capelluti (1993 dalam Brazee  & Capelluti, 1995, p.10 dalam Ciarotto 2011) pembelajaran terintegrasi adalah pendekatan yang bertujuan untuk menjadi pembelajaran lebih menyeluruh dan berdasarkan pada paradigm pembelajaran yang holistik. Pembelajaran terintegrasi melihat pentingnya melihat gambaran yang lebih besar (the big picture) daripada sekadar  mengelompokkan pembelajaran ke bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain.
2.2. TEKNIK TEKNIK PERKIRAAN TERPILIH
            Teknik-teknik perkiraan yang didiskusikan dalam bagian ini dapat dipergunakan untuk perkiraan orde besar dan beberapa perkiraan setengah rinci atau rencana anggaran. Teknik-teknik ini sangat berguna dalam seleksi awal dari alternatif-alternatif yang layak untuk analsis lebih lanjut dalam fasa desain konseptual atau pendahuluan dari suatu proyek. Seringkali, model-model ini dapat dipergunakan dalam fasa desain rinci dari suatu proyek untuk mengurangi jumlah perkiraan teknis berdasarkan pada ongkos material, biaya-biaya standard an informasi rinci lainnya. Teknik-teknik perkiraan terpilih yang akan dibahas adalah teknik indeks, teknik satuan, teknik faktor, dan hubungan-hubungan perkiraan.

2.3. BIAYA BIAYA PRODUK TOTAL PERKIRAAN TERPILIH
Pabrikan selalu dihadapkan dengan masalah pembuatan produk yang dapat dijual pada harga yang kompetitif sehingga mereka dapat membuat keuntungan yang layak. Harga dari produk mereka didasarkan pada biaya keseluruhan untuk membuat barang ditambah keuntungan.
Biaya produk dapat diklasifikasikan secara langsung atau tidak langsung. Biaya langsung secara mudah ditentukan ditetapkan untuk produk yang khusus, sedangkan biaya tidak langsung tidaklah secara mudah dialokasikan untuk produk tertentu.
Biaya-biaya manufaktur mempunyai hubungan langsung terhadap volume produksi di mana mereka dapat tetap, variabel, atau variabel langkah. Secara umum, biaya administratif adalah tetap dengan tanpa memperhatikan volume, biaya material bervariasi secara langsung dengan volume, dan biaya peralatan merupakn fungsi langkah dari tingkat produksi.
Biaya primer daalm kategori pengeluaran manufaktur termasuk engineering dan desain, pengembangan biaya, perkakas, tenaga kerja pabrik, material, supervisi, kontrol kualitas, keandalan dan testing, pengemasan, biaya tambahan pabrik, umum dan administratif, distribusi dan pemasaran, keuangan, pajak, dan asuransi.
Suatu perkiraan yang rinci diperlukan. Sehingga, kita memerlukan gambar, spesifikasi, skedul produksi, catatan historis dari biaya tenaga kerja perusahaan, tagihan untuk material dan rencana proses. Rencana proses menjelaskan seluruh operasi yang harus dilakukan untuk produk dan jam-jam tenaga kerja ikut dilibatkan.
            Biaya engineering dan desain terdiri dari desain, analisis dan gambar, bersama dengan biaya-biaya lainnya seperti reproduksi. Biaya engineering dapat dialokasikan terhadap produk dengan dasar berapa banyak jam kerja engineering yang dilibatkan. Tipe-tipe biaya major lainnya yang harus diperkirakan adalah sebagai berikut:
Ø  Biaya-biaya perkakas, yang terdiri dari perawatan dan perbaikan ditambah biaya dari tiap peralatan baru.
Ø  Biaya tenaga kerja manufaktur, yang ditentukan dari data standar, catatan historis, atau departemen akunting.
Ø  Biaya-biaya material, yang didapat dari catatan historis, ketetapan penjual dan tagihan material.
Ø  Kelebihan bahan buangan harus dimasukkan.
Ø  Supervisi, yang merupakan biaya tetap berdasarkan gaji dari karyawan supervisor.
Ø  Biaya tambahan pabrik, yang termasuk utilitas, perawatan, dan perbaikan. Terdapat bermacam-macam metode yang dipergunakan untuk mengalokasikan biaya tambahan, seperti pembagian terhadap dollar tenaga kerja langsung, atau jam-jam tenaga kerja langsung, atau jam-jam mesin.
Ø  Biaya administratif, yang seringkali dimasukkan dalam biaya tambahan pabrik (atau pokok).
2.4. BIAYA BIAYA PRODUK TOTAL PERKIRAAN DAN HARGA PENJUALAN
            Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya: biaya produksi dan bidaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti pemasaran dan kegiatan administrasi umum.

        Penentuan biaya produksi dipengaruhi oleh pendekatan yang  digunakan untuk menentukan unsur-unsur biaya produksi. Terdapat dua pendekatan dalam penentuan biaya produksi, yakni (1) Full Costing dan (2) Variable Costing. Metode Full Costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Metode Variable Costing merupakan metode penentuan  biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

        Secara umum, unsur-unsur biaya yang digunakan untuk menaksir biaya produksi mencakup:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301109970/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/TAKSIRAN%20BIAYA%20PRODUKSI.jpg


Harga/biaya produksi dari barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah diketahui hal-hal sebagai berikut:
1.    Volume produksi masing-masing barang (anggaran produksi)
2.    Biaya bahan mentah untuk masing-masing (anggaran bahan mentah)
3.    Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (anggaran tenaga kerja)
4.    Biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen produksi dan departemen jasa
       (pembantu)
5.    Satuan kegiatan masing-masing deparetemen produksi dan departemen jasa (pembantu)
6.    Anagka-angka standar pada masing-masing departemen

Informasi tentang harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:
1.    Menentukaan harga jual produk
    Informasi taksiran biaya produksi per satuan yangakan dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu dapat dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual per unit produk yang akan dibebankan kepada pembeli. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi non biaya.
2.    Memantau realisasi biaya produksi
    Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi. Informasi ini berguna untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi yang sesuai dengan perhitungan sebelumnya.
3.    Menghiting laba rugi perusahaan
    Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi ini berguna untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau justru mengakibatkan rugi bruto.
4.    Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
       dalam neraca
    Pada waktu manajemen membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Di dalam neraca, manejemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses.

Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi:
        CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301186942/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNGHPP-DATA%20PRODUKSI.jpg


Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa /pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301224202/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNG%20HPP-DATA%20SATUAN%20KEGIATAN.jpg


Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut:  

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301266630/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNG%20HPP-DATA%20DMH.jpg


Angka standar pada bagian Reparasi:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301296102/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNGHPP-DATA%20DRH.jpg

Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301612568/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNG%20HPP-DATA%20BOP.jpg

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301712230/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNG%20HPP-DATA%20BIAYA%20BB.jpg


Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301741827/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNGHPP-DATA%20TKL.jpg


Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masing-masing barang!


JAWAB!
Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan
Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
tingkat tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:
        Bagian Produksi I    = 7.000 unit barang A
        Bagian Produksi II    = 40.000 DHM
        Bagian Reparasi    = 4.200 DRH

Dengan demikian dapat ditabulasikan sbb:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301822057/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNG%20HPP-JAWAB%201.jpg


Langkah 2: Menghitung Tarif BOP
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359301885736/anggaran-biaya-overhead-pabrik-bop/menghitung-harga-pokok-produksi/CONTOH%20KASUS%20MENGHITUNG%20HPP-TARIF%20BOP.jpg


Keterangan:
1)    Rp 28.000,00 / 7.000 unit = Rp 4,00 per unit
2)    Rp20.000,00 / 40.000 DMH= Rp 0,50 per DMH

Langkah 3. Menghitung Harga Pokok Produksi masing-masing produk.
    Setelah diketahui tarif biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi, maka dapat dihitung harga pokok produksi barang A dan B sebagai berikut:


Keterangan:
# = 3 DMH
2.5. PERKIRAAN ARUS KAS UNTUK PROYEK KECIL
            Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu:
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh: mencakup pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah: kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh: penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah: arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh: penerbitan atau penarikan ekuitas dan hutang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas Operasi.
2. Aktivitas Investasi.
3. Aktivitas Pendanaan.
Berikut ini dijelaskan mengenai Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan:
1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.
2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya:
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.
b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.

2.6. PENGEMBANGAN ARUS KAS
            Bila jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah pengeluaran maka perusahaan akan menerima arus kas masuk bersih (net cash inflow).
Bila jumlah pengeluaran lebih besar daripada jumlah penerimaan, maka perusahaan akan menerima arus kas luar bersih (net cash out flow).
Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan keuangan arus kas memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan barang maupun jasa. Selain bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan informasi dari laporan tersebut seperti para investor, kreditor, dan pihak-pihak lain.

Informasi dalam laporan keuangan arus kas dapat memberikan informasi mengenai kemampuan ensitas suatu perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa depan
Dari informasi laporan keuangan arus kas, dapat dilihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dan memenuhi kewajibannya (seperti membayar gaji karyawan).
Dengan adanya data mengenai dana masuk dan keluar atau kas masuk dan keluar maka laba bersih dapat diketahui sehingga keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dengan jelas.
 BAB 1
DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN

1.1. KONSEP DAN TERMINOLOGI DEPRESIASI
Depresiasi atau penysutan dalam akutansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan kekeuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.  Ada juga yang berpendapat Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.

Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.



Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
Nyata (tangible):
dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
Tidak nyata (intangible)
Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise. Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Akan tetapi selain itu, adapula metode perhitungan lain yang bias digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun dan saldo menurun ganda.
Secara sederhana depresiasi adalah penurunan nilai suatu benda karena kadar atau lama pemakaiannya.

Secara umum depresiasi dibagi menjadi 2 yaitu :
 a. Depresiasi fisik
b. Depresiasi fungsional


Depresiasi fisik
            Depresiasi fisik disebabkan karena berkurangnya kemampuan fisik dalam suatu alat dalam memberikan hasil. Hal ini menyebabkan biaya operasi dan dan pemeliharaaan meningkat dan hasil keluarannya menurun sedangkan.
Contoh depresiasi fisik
 Mobil yang semakin tua harga biasanya semakin menurun karena kemampuan  jelajahnya yang semakin menurun.
Depresiasi fungsional
            Depresiasi fungsional adalah suatu penurunan nilai yang disebabkan oleh berkurangnya permintaan terhadap fungsi dan alat tersebut.
Contoh depresiasi fungsional
 Computer pentium menurun, karena munculnya komputer core 2 duo yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
1.2.  METODE DEPRESIASI KLASIK
Metode ini digunakan secara terus menerus, langsung dan tidak langsung, untuk mendepresiasi barang. Juga akan dibahas tentang unit-unit metode produksi.

1.      Metode garis lurus (Straight Line, SL)
Depresiasi garis lurus merupakan metode depresiasi yang sederhana. Metode ini mengasumsikan bawa suatu jumlah tetap yang didepresiasi setiap tahunnya atas umur depresiasi (efektif) aset. Persamaan yang digunakan;





untuk 1 ≤ k ≤ N ………. ( persamaan 2)

BVk = B –
………. (persamaan 3)


SVN = Estimasi nilai sisa pada akhir tahun N

dk = Kumulatif defreasiasi sepanjang tahun k

N = umur depresiasi aset dalam tahun

B = harga beli dari aset (Cost basis), termasuk penyesuaian yang diizinkan

BVk = nilai buku pada akhir tahun k

2.      Metode keseimbangan menurun (Declining Balance, DB)

Terkadang, metode ini sering disebut sebagai metode prestase tetap (Constant Percentage Method) atau rumus matheson (Matheson formula), mengansumsikan bahwa depresiasi biaya tahunan merupakan persentase tetap dari BV pada permulaan tahun.


3.      Metode jumlah-angka-tahun (Sum of the Years Digits, SYD)

Angka-angka yang berkaitan dengan angka untuk setiap umur tahun yang diizinkan berada pada urutan pertama dalam urutan yang terbalik. Kemudian, jumlah dari angka-angka ini ditentukan. Faktor depresiasi untuk setiap tahunmerupakan angka dari daftar urutan terbalik untuk tahun tersebut dibagi dengan jumlah angkanya. Sebagai contoh, untuk barang yang mempunyai umur depresiasi (efektif) lima tahun, faktor depresiasi SYD-nya adalah sebagai berikut.

Tahun
Angka Tahun dalam Urutan Terbalik (digits)
Faktor Depresiasi SYD
1
5
5/15
2
4
4/15
3
3
3/15
4
2
2/15
5
1
1/15
Jumlah Angka
15

Depresiasi untuk setiap tahun adalah hasil dari faktor depresiasi SYD untuk tahun tersebut dan selisih antara Cost Basis (B) dan estmasi akhir SV.
1.3.  MARCS
Metode ini (MACRS) diciptakan oleh TRA 86 dan sekarang menjadi metode utama untuk menghitung deduksi depresiasi barang dalam proyek-proyek teknik. MACRS berlaku untuk kebanyakan barang tangibleyang dapat didepresiasi dalam penggunaannya setelah 31 Desember 1986. Contoh dari aset yang tidak dapat didepresikan berdasarkan MACRS adalah barang yang anda pilih untuk tidak dimasukkan karena untuk mendepresiasinya dengan metode yang tidak didasarkan pada bentuk tahun (metode produksi unit) dan barang intangible. MACRS terdiri dari dua sistem untuk menghitung deduksi depresiasi. Sistem utamanya disebut General Depreciation system (GDS) dan sistem kedua disebut Alternative Depreciation System (ADS).
Apabila aset didepresiasi dengan menggunakan MACRS, informasi berikut ini diperlukan sebelum deduksi depresiasi dihitung:

·         Cost basis (B)
·         Tanggal barang tersebut digunakan
·         Kelas barang dan pemulihan
·         Menggunakan metode depresiasi MACRS (GDS atau ADS)
·         Konversi waktu yang digunakan (setengah tahun)
1.4.DEPLESI
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang digunakandalam dunia pertambangan untuk menyatakan penyusutan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya. 
Definisi Deplesi
Deplesi terkadang juga di gunakan dalam ilmu biologi sebagai penganti istilah penyusutan, berkurangnya jumlah suatu senyawa organik yang terjadi dalam sel. Kata deplesi digunakan jika penyusutan yang terjadi tidak bersifat merugikan tetapi mempunyai manfaat bagi bagian-bagian yang menerima hasil dari penyusutan tersebut.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak menggunakan istilah deplesi, deplesi diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi adala sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka bisa dikatakan bahwa kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang beerkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan, dll.
1.5.PROSEDUR UMUM PERHITUNGAN BEFORE DAN AFTER TAX
Metode yang digunakan:
  • Pay Back Period= (Nilai Investasi/Proceed) x 1 taun
Proceed = analisa kas masuk = EAT + tax
  • Rate of Return = ROR = (EAT / Nilai Investasi) x 100%
EAT = Earning After Tax (Pendapatan setelah pajak)
Oleh karena harus mencari EAT, maka harus ditentukan depresiasi/penyusutan.
Depresiasi adalah sebuah tabungan atau pengeluaran yang dilakukan perusahaan agar pada saat investasi tersebut habis UE (umur ekonomis)-nya dapat membeli kembali.
Cara Menentukan Depresiasi/Penyusutan per Tahun
1. Investasi tersebut ditentukan/diestimasi UE & UT (umur teknis). Misal: beli mesin seharga Rp 18.000.000,- diestimasikan mempunyai UE 10 tahun dan UT 13 tahun. Mesin tersebut mempunyai nilai sisa (Salvage Value/Book Value) Rp 5.000.000,-.
2. Penentuan besarnya depresiasi/penyusutan
a. Straight Line Methode
1HM = Harga Mesin, NS = Nilai Sisa
b. Sum of The Years Digit Methode
2Sum of The Years Digit = 1+2+3+…+10 = 55
EBIT = Earning Before Interest and Tax
Contoh :
6
3
Break Event Analysis
Keputusan didasarkan pada Break Event Point (BEP), yaitu suatu titik di mana terjadi modal yang digunakan telah kembali namun belum memperoleh laba, dengan kata lain impas.
Dalam Break Even Point ini, biaya-biaya yang diperhitungkan adalah:
  • Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berfluktuasi dengan tingkat produksi atau penjualan, artinya biaya yang dalam batas tingkat produksi tertentu jumlahnya tetap atau tidak berubah apabila tingkat produksi berubah (Muslich, 2003)
  • Biaya variabel, yaitu biaya yang berfluktuasi secara langsung dengan tingkat produksi atau penjualan , dengan kata lain biaya yang jumlahnya berubah secara langsung dengan tingkat produksi.
  • Total biaya variabel, yaitu seluruh biaya variabel yang telah digunakan. Rumus yang digunakan: TVc = Vc x Q
  • Biaya total, yaitu akumulasi dari seluruh diaya yang digunakan, termasuk di dalamnya biaya total dan biaya variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung biaya total adalah TC = (Fc + Vc)
Selain biaya-biaya di atas diperhitungkan juga total pendapatan atau total Revenue, yang dapat diketahui dengan rumus: TR = P/u x Q.
P/u adalah  harga jual produk per unit.
Rumus-rumus Break Even:
4
Contoh:
Usaha penerbit tabloid Genie:
Biaya tetap = $100
Biaya Variabel = $15/100 eks
Harga = $25/100 eks
Pertanyaan:
1.                  Berapa harus diproduksi tabloid tersebut agar posisi perusahaan BE (gambar)?
  1. Jika perusahaan ingin untung $15, berapa eksamplar harus dijual?
Jawab:
5 copy

1.6. EFEK SETELAH PAJAK DARI NILAI DEPRESIASI
Nilai penyusutan yang dapat dideduksi dalam tahun yang diberikan mungkin berdasarkan pada persentase tetap dari pendapatan kotor (15% untuk sumur geothermal), ditunjukan bahwa deduksi tidak melampaui 50% (100% untuk barang minyak dan gas) dari pendapatan bersih sebelum deduksi.