BAB 3
INFLASI
DAN PERUBAHAN HARGA
3.1. INFLASI
HARGA UMUM
Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada
beberapa sumber. Diantaranya:
v Inflasi adalah kenaikan harga
secara umum
Inflasi dikatakan
sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa harga
barang meningkat secara terus-menerus.
Inflasi adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi
v Inflasi adalah
suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara
umum.
Dikatakan tingkat
harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali jumlah dan jenisnya.
Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang justru
naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali
bila kenaikan harga barang tersebut meluas pada sebagian besar harga
barang-barang lainya.
Definisi Inflasi menurut para ahli :
Ekonom Parkin dan Bade
Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan
harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut
dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut.
3.2. TERMITOLOGI DAN KONSEP-KONSEP
DASAR
Dibawah ini merupakan
beberapa istilah dan definisi yang sering digunakan dalam pembahasan ini,
Dolar
Aktual (A$), sejumlah dolar yang berhubungan dengan sebuah arus kas (atau
sejumlah arus non kas seperti penyusutan) sepanjang periode waktu terjadinya
arus kas tersebut. Sebagi contoh, masyarakat pada umumnya melakukan antisipasi
penghasilan mereka selama dua tahun dimuka dalam dolar aktual. Kadang-kadang A$
disebut sebagai dolar saat ini (current dollar) dan dolar yang telah terinflasi
(Inflanted Dollar), dan daya beli dollar tersebut dipengaruhi oleh inflasi
harga umum.
Dolar
Riil (R$), adalah suatu dolar yang dinyatakan dalam daya beli yang sama selama
periode waktu tertentu. Sebagai contoh, unit harga masa depan barang dan jasa
yang berubah dengan sangat cepat seringkali diestimasi dalam dollar riil
(berdasarkan tahun dasar tertentu) untuk memberikan alat perbandingan yang
konsisten. Kadang-kadang R$ dinyatakan sebagai Dolar konstan.
Tingkat
inflasi harga umum (f), sebuah pengukuran perubahan daya beli dolar selama
periode waktu tertentu. Tingkat harga umum (juga berlaku pada situasi deflasi)
didefinisikan oleh indeks perubahan harga pasar pada berbagai periode dasar.
Tingkat bunga kombinasi (nominal) adalah uang yang dibayarkan untuk penggunaan modal, biasanya dinyatakan sebagai tingkat nominal (%) yang memasukkan penyesuaian pasar untuk tingkat inflasi harga yang telah diantisipasi. Jadi, tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga pasar dan menggambarkan perubahan nilai waktu dari arus kas masa datang yang memperhitungkan pendapatan potensial riil (the potential real earning power of money) maupun estimasi inflasi harga umum dalam perekonomian.
Tingkat bunga kombinasi (nominal) adalah uang yang dibayarkan untuk penggunaan modal, biasanya dinyatakan sebagai tingkat nominal (%) yang memasukkan penyesuaian pasar untuk tingkat inflasi harga yang telah diantisipasi. Jadi, tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga pasar dan menggambarkan perubahan nilai waktu dari arus kas masa datang yang memperhitungkan pendapatan potensial riil (the potential real earning power of money) maupun estimasi inflasi harga umum dalam perekonomian.
Tingkat
bunga riil (i), merupakan uang yang dibayarkan untuk penggunan modal, biasanya
dinyatakan sebagai tingkat nominal (%) yang tidak memasukkan penyesuaian pasar
untuk tingkat inflasi harga umum yang telah diantisipasi dalam perekonomian.
Tingkat bunga riil kadang-kadang disebut sebagai tingkat bunga yang bebas
inflasi.
Periode
waktu dasar (b), periode waktu yang menjadi referensi atau periode waktu dasar
yang digunakan untuk mendefinisikan daya beli dolar riil (konstan).
3.3. INFLASI DAN DEFLASI HARGA
Tingkat
inflasi harga umum (f) mungkin saja bukan merupakan estimasi terbaik mengenai
perubahan harga masa datang untuk satu atau lebih arus kas biaya dan pendapatan
dalam sebuah analisis ekonomi teknik. Variasi antara inflasi harga umum dengan
estimasi terbaik perubahan harga dimasa datang untuk barang dan jasa tertentu
dinamakan inflasi ( atau deflasi) harga diferensial. Variasi ini timbul
disebabkan oleh berbagai faktor seperti perbaikan teknologi, dan perubahan
produktivitas, peraturan pemerintah, dan sebagainya. Selain itu, pembatasan
dalam penawaran, peningkatan permintaan, atau kombinasi keduanya akan mengubah
nilai barang dan jasa tertentu relatif terhadap barang dan jasa lainnya.
Perubahan harga yang disebabkan oleh beberapa kombinasi inflasi harga umum dan
inflasi harga diferensial dapat dinyatakan oleh eskalasi (atau penurunan) harga
total. Tingkat eskalasi harga ini lebih jauh didefinisikan sebagai berikut.
Inflasi (atau deflasi) harga deferensial (e_j), merupakan peningkatan (%) harga (dalam harga, atau biaya untuk sejumlah yang tetap), di bawah atau di atas tingkat inflasi harga umum, selama sebuah periode waktu (biasanya dalam satu tahun) untuk barang atau jasa j.
Tingkat eskalasi atau kenaikan (penurunan) harga total (e_j), total tingkat (%) perubahan harga (dalam unit harga, atau biaya sejumlah tetap tertentu) selama periode waktu (biasanya satu tahun) untuk barang dan jasa j. Tingkat eskalasi harga total sebuah barang dan jasa memasukkan pengaruh tingkat inflasi harga umum (f ) maupun tingkat inflasi harga deferensial (e_j^' ) terhadap perubahan harga.
Inflasi (atau deflasi) harga deferensial (e_j), merupakan peningkatan (%) harga (dalam harga, atau biaya untuk sejumlah yang tetap), di bawah atau di atas tingkat inflasi harga umum, selama sebuah periode waktu (biasanya dalam satu tahun) untuk barang atau jasa j.
Tingkat eskalasi atau kenaikan (penurunan) harga total (e_j), total tingkat (%) perubahan harga (dalam unit harga, atau biaya sejumlah tetap tertentu) selama periode waktu (biasanya satu tahun) untuk barang dan jasa j. Tingkat eskalasi harga total sebuah barang dan jasa memasukkan pengaruh tingkat inflasi harga umum (f ) maupun tingkat inflasi harga deferensial (e_j^' ) terhadap perubahan harga.
3.4. STRATEGI APLIKASI
Pendoman
yang sering digunakan dalam praktek adalah penilaian yang didasarkan pada
estimasi perubahan harga prospektif serta pada analisa sensitivitas. Meskipun
demikian, metode analisa dolar aktual maupun riil tetap dapat digunakan dalam
praktek. Jika kedua metode tersebut diterapkan dengan tepat, akan dihasilkan
nilai ekuivalen arus kas periode waktu dasar yang sama. Kedua metode tersebut
juga membutuhkan jumlah informasi yang sama, dan tidak ada perbedaan praktis
dalam penerapanya.
Namun demikian, informasi
yang dihasilkan oleh kedua metode tersebut untuk melakukan interpretasiekonomi
yang sangat berbeda. Hasil dari analisa dolar aktual adalah dalam daya beli
pasar yang selalu berubah sepanjang waktu. Sedangkan hasil dari analisis dolar
riil adalah dalam daya beli pasar yang konstan yang didefinisikan oleh periode
waktu dasar (b). Jadi, analisis dolar riil memberikan informasi dalam satuan
unit pengukuran yang konstan, sementara analisis dolar aktual memberikan
informasi dalam kuantitas aktual yang akan terjadi selama periode analisis.
3.5. KONSEP KURS MATA UANG DAN DAYA BELI
Jika perusahaan domestik melakukan investasi diluar
negeri, maka arus kaas yang diterimanya adalah dalam satuan mata uang asing.
Biasanya, investasi luar negeri ditandai oleh dua (atau lebih) pengubahan mata
uang:
Ketika investasi awal dibuat,
Ketika arus kas dikembalikan ke perusahaan awal.
Ketika investasi awal dibuat,
Ketika arus kas dikembalikan ke perusahaan awal.
Kurs mata uang selalu
berfluktasi sepanjang waktu, kadang-kadang dengan fluktasi yang sangat hebat.
Perubahan kurs antara dua mata uang adalah analog dengan perubahan tingkat
inflasi harga umum. Hal ini karena daya beli relatif antara kedua mata uang
tersebut berubah sama seperti daya beli relatif antara dolar aktual dan dolar
riil. Maka dapat diasumsikan sebagai berikut.
1. i_us = tingkat pengembalian dalam satuan tingkat bunga kombinasi (pasar) relatif terhadap US dolar.
2. i_fc = tingkat pengembalian dalam satuan tingkat bunga kombinasi (pasar) relatif mata uang asing.
3. f_e = tingkat devaluasi tahunan (tingkat perubahan tahunan dalam kurs) antara mata uang asing dan US dolar. Dalam hubungan berkut ini,
4. f_e positif digunakan ketika mata uang asing didevaluasi terhadap dolar, dan
5. f_e negatif digunakan ketika dolar didevaluasi terhadap mata uang asing.
Maka
1+i_us= (1+i_fc)/(1+f_e )
Atau
i_fc=i_us+f_e+ f_e (i_us)
1. i_us = tingkat pengembalian dalam satuan tingkat bunga kombinasi (pasar) relatif terhadap US dolar.
2. i_fc = tingkat pengembalian dalam satuan tingkat bunga kombinasi (pasar) relatif mata uang asing.
3. f_e = tingkat devaluasi tahunan (tingkat perubahan tahunan dalam kurs) antara mata uang asing dan US dolar. Dalam hubungan berkut ini,
4. f_e positif digunakan ketika mata uang asing didevaluasi terhadap dolar, dan
5. f_e negatif digunakan ketika dolar didevaluasi terhadap mata uang asing.
Maka
1+i_us= (1+i_fc)/(1+f_e )
Atau
i_fc=i_us+f_e+ f_e (i_us)
BAB
4
MENGHADAPI
KETIDAKPASTIAN
4.1.
DEFINISI RESIKO, KETIDAKPASTIAN DAN SENSITIVITAS
Menurut
Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan
peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat keputusan
yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola kegiatan
usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang menghasilkan
pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang diharapkan.
Sementara itu, Debertin (1986) menyatakan bahwa kejadian berisiko adalah
kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh
pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian
yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak
diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan
munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan
terjadinya hasil negatif tersebut.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi
terdapat perbedaan mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison
dan Barry (1987), risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat
diperhitungkan dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan
kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang
tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan.
Djohanputro (2006) menyatakan risiko sebagai ketidakpastian yang telah
diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Menurut Kountur (2004) ketidakpastian
ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut
apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat
berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut sebagai risiko.
4.2.
SUMBER-SUMBER KETIDAKPASTIAN
Ada
tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik
bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat
pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur
tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
Kesalahan kalibrasi alat
Ketidakpastian ini muncul
akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak tepat, sehingga
pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya kuat arus
listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila
diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A.
Kesalahan tersebut diatasi dengan mengkalibrasi ulang instrumen terhadap
instrumen standar.
Kesalahan nol
Ketidaktepatan penunjukan
alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering
terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar alat umumnya sudah
dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap
tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan
selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
Waktu respon yang tidak tepat
Ketidakpastian pengukuran
ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan
dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh
bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu
beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang
waktu yang kita ukur sering tidak tepat karena terlalu cepat atau
terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
Kondisi yang tidak sesuai
Ketidakpastian pengukuran
ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak
diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat dilakukan penyolderan, atau
mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang
diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi sesuatu
yang diukur maupun alat pengukurnya.
Kesalahan komponen lain
Seperti melemahnya pegas
yang digunakan atau terjadi gesekan antara jarum dengan bidang skala.
Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak sehingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
Fluktuasi pada besaran
listrik. tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus
secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi.
Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik.
Getaran landasan. Alat
yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena
gangguan getaran landasannya.
Radiasi latar belakang.
Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah,
sehingga melahirkan ketidakpastian random.
Gerak acak molekul udara.
Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang
mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan
ketidakpastian pengukuran.
3. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan
merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurang terampilan manusia
saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya: metode pembacaan skala tidak
tegak lurus (paralaks),
Membaca nilai skala bila ada jarak antara jarum dan garis-garis skala
Gambar 2.1 Ketika membaca skala pada mistar, arah pandangan harus tepat tegak lurus pada tanda garis skala yang dibaca. Jika tidak akan terjadi kesalahan paralaks, termasuk kesalahan sistematis.
Membaca nilai skala bila ada jarak antara jarum dan garis-garis skala
Gambar 2.1 Ketika membaca skala pada mistar, arah pandangan harus tepat tegak lurus pada tanda garis skala yang dibaca. Jika tidak akan terjadi kesalahan paralaks, termasuk kesalahan sistematis.
salah dalam membaca
skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
Seiring kemajuan
teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks, sehingga banyak
hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang mengoperasikan
tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar kemungkinan
untuk melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar pula.
4.3.
METODE NON PROBABILITIK DALAM MENGATASI KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru. Dalam bisnis, ketidakpastian dapat berarti kerugian keuangan.
Sejumlah teori yang berhubungan dengan ketidakpastian
telah ditemukan, diantaranya probabilitas klasik, probabilitas Bayes, teori
Hartley yang berdasarkan pada himpunan klasik, teori Shanon yang didasarkan
pada peluang, teori Dempester-Shafer dan teori fuzzy Zadeh. Contoh-contoh
klasik system pakar yang sukses yang bergubungan dengan ketidakpastian adalah
MYCIN yang berguna untuk diagnose medis dan PROSPECTOR untuk eksplorasi
mineral.
Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru
mengakibatkan ketidakkonsistenan, disebut dengan “Penalaran Non Monotonis”.
Ciri-ciri penalaran tsb sebagai berikut :
· mengandung
ketidakpastian
· adanya
perubahan pada pengetahuan
· adanya
penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk, misalkan S
adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta
baru
Contoh aplikasi yang klasik sistem pakar yang sukses
sehubungan dengan ketidakpastian:
· MYCIN
untuk diagnosa medis
· PROPECTOR
untuk ekplorasi mineral
Banyak kemungkinan dan ketidakpastian menyertai dalam
masalah dan solusinya. Ada beberapa sumber dari ketidakpastian, beberapa
diantaranya adalah :
1. Masalah
Beberapa masalah meliputi factor-faktor yang oleh
sifat mereka, tidak pasti atau acak. Sebagai contoh, dalam pengobatan, penyakit
yang sama dapat member gejala yang berbeda untuk pasien yang lain.
2. Data
Beberapa masalah mungkin memiliki batasan yang kurang
jelas bagi seseorang. Orang yang menghadirkan masalah mungkin mengetahui
beberapa fakta untuk kepastian, menuduh lainnya dan tidak mengetahui lainnya.
Angka-angka dan nilai-nilai dapat tidak tepat, ditebak atau tidak diketahui.
3. Pakar
Manusia sering dapat memakai pengetahuan mereka tanpa
mengetahui secara eksplisit apa pengetahuan itu sendiri. Mereka mungkin harus
meningkatkan secara detail apa yang mereka lakukan dan bagaimana dan tampak tak
jelas atau bahkan bertentangan dengan dirinya sendiri.
4. Solusi
Ada beberapa area tertentu dimana tidak terdapat pakar
yang diakui. Pakar sendiri mungkin tidak setuju satu sama lain dan tak
seorangpun dapat memutuskan solusi yang baik. Domain seperti itu dapat berupa
strategi militer.
4.4.
ANALISIS TITIK IMPAS
Break
event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum
memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar
laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan
biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan
tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut
rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa
melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat
berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan
penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang
pada penjualan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain
misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita
dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1. Hubungan antara
penjualan, biaya, dan laba
2. Struktur biaya
tetap dan variable
3. Kemampuan
perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4. Kemampuan
perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas
tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan
produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan
kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang
diharapkan melalui penentuan
· harga
jual persatuan,
· produksi
minimal,
· pendesainan
produk, dan lainnya
Dalam penentuan titik impas perlu diketahui
terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan dengan
tepat, yaitu:
· Tingkat
laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
· Kapasitas
produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
· Besarnya
biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
4.5.
ANALISIS SENSITIVITAS
Merupakan suatu
analisis untuk dapat melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat keadaan yang
berubah-ubah
· Tujuan
Analisis Sensitivitas :
1. Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis
yang sedang dilaksanakan
2. Memperbaiki design proyek/bisnis sehingga dapat
meningkatkan NPV
3. Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
3. Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
Proyek pertanian sangat sensitif (berubah-ubah) akibat
4 hal, yaitu :
1. Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)
2. Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
1. Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)
2. Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
3. Kenaikan Biaya
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi
4. Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi
4. Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi
komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi
Net benefit dan mengubah kriteria investasi.
Cara melakukan Analisis Sensitivitas
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Sejumlah nilai tersebut berdasarkan data-data yang
tersedia (ada dasarnya)
Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
NPV proyek irigasi pada DF 12 % adalah Rp 8.14 ribu
juta rupiah
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
NPV pada DF 12 % = Rp 2.37 ribu juta
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
4.6.
ANALISIS SEBUAH USULAN INVESTASI PROYEK ESTIMASI
Dalam
pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting.
Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan
sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin
lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam
mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal
sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan
investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih
dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi
memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga
dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan
berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang
memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu
investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi.
Ø
Pay back method
Ø Average return on investment
Ø Present value
Ø Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Ø Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Ø Profitability Index (PI)
Ø Average return on investment
Ø Present value
Ø Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Ø Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Ø Profitability Index (PI)
Pay back Method
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
Pay back period =
Kas masuk bersih
Kelemahan pay back method:
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
Kebaikan pay back method:
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih
Pay back period =
PV Kas masuk bersih
Average Return on Investment
Metode ini sering disebut Financial statement method,
karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi
Rata-rata Laba sesudah pajak
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah:
Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi
batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.
Present Value Method
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi –
pengeluaran kas neto awal
At Io = nilai investasi atau outlays
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.
Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti
bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah
positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi
tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi
daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Discounted Cash Flows Method (IRR)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada
tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif
kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
Modified Internal Rate of Return (MIRR)
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.
Nilai terminal S CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:
CIF t : aliran kas masuk pada periode t
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.
Profitability Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
PI =
Investasi awal
Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya
memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis
Berbeda
Ø
Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat
dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan
Equivalent annual cost.
Ø
Langkah-langkah chain method:
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi
Ø
Langkah-langkah equivalent annual cost :
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.
Pengaruh Inflasi pd Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu
diperimbangkan dalam keputusan capital budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu
aliran kas masuk dan tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital
yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan.
Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur
berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1
Contoh Kasus
1. PT Aqila merencanakan sebuah proyek investasi yang
membutuhkan dana investasi sebesar Rp 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp
50.000.000 sebagai modal kerja dan sisanya sebagai modal tetap. Investasi
diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 100.000.000.
Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus. Estimasi pendapatan selama
umur ekonomis adalah sebagai berikut:
Tahun Pendapatan/Penjualan (Rp)
1 350.000.000
2 360.000.000
3 370.000.000
4. 410.000.000
5. 430.000.000
1 350.000.000
2 360.000.000
3 370.000.000
4. 410.000.000
5. 430.000.000
Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya
variable 40% dari penjualan dan biaya tetap selain penyusutan Rp 15.000.000.
Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang diharapkan 20%.
Diminta:
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan.
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan.
b. Seandainya laju inflasi diasumsikan 6% per tahun
apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan, gunakan metode NPV dan IRR.
2. PT Maju Terus mempertimbangkan untuk mengganti
mesin A. Nilai buku mesin A adalah Rp 4.000.000,- dan memiliki sisa umur
ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu. Bila mesin A dijual pada saat sekarang,
harga pasarnya sebesar Rp 1.000.000,-. Manajemen PT Maju Terus tidak berani
membeli mesin baru yang memiliki umur panjang mengingat perkembangan teknologi
yang peKsat. Oleh sebab itu manajemen PT Maju Terus mempertimbangkan membeli
mesin B yang memiliki umur ekonomis 4 tahun. Harga mesin B Rp 10.000.000,-
dengan nilai residu pada akhir tahun ke-4 sebesar Rp 1.000.000,- Dengan mesin
baru biaya operasional per tahun Rp 7.000.000,- sedang dengan mesin A Rp
10.000.000,- . Bila manajemen tetap menggunakan mesin A pada akhir tahun ke-2
manajemen harus melakukan perbaikan besar yang diduga memerlukan biaya Rp 2.000.000,-.
Tingkat pajak yang berlaku 10% dan biaya penggunaan modal sebesar 15%.
Diminta:
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi tersebut.
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi tersebut.
3. Kasus Penggantian
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan. Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi. Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan. Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi. Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000
Tingkat keuntungan yang dianggap layak 20%.
Penghematan penggunaan mesin baru sebesar Rp 70.000.000 per tahun.
Diminta:
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan. Gunakan metode NPV dan IRR.
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan. Gunakan metode NPV dan IRR.
4.7.
ESTIMASI OPTIMIS-PESIMISTIS
1. Optimis
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
yang dimaksud optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandagan)
baik dalam menghadap segala hal atau persoalan, misalnya :
– seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
– Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.
– seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
– Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.
2. Pesimis
Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis.
Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang
yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan,
kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.
4.8.
TINGKAT MARR YANG MEMPERTIMBANGKAN RESIKO
MARR adalah
tingkat suku bunga pengebalian minimum yang menarik , di mana tingkat suku
bunga tersebut akan dijadikan dasar atau indikator keputusan manajemen
sehubunga dengan pemilihan alternatif-alternatif biaya
(cost alternatives), manfaat (benefit alternatives) atau kelayakan suatu
investasi (feasibility study), Penentuan MARR harus mempertimbangkan
beberapa hal, yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Cost of Capital (Biaya Modal)
Jika sumber biaya investasi adalah dana pinjaman, maka
penentuan MARR harus mempertimbangkan faktor biaya modal (tingkat suku
bunga pinjaman ditambah dengan faktor-faktor resiko investasi). Karena
return dari investasi yang dilakukan minimal harus menutupi biaya modal yang
digunakan. Selain itu jumlah uang yang tersedia, dan sumber biaya dari
mana dana tersebut diadakan (equity atau debt financing) perlu
dipertimbangkan pula.
Misalnya TELKOM akan membangun jaringan transport
nasional yang berbasis teknologi ATM dengan modal investasi berupa
pinjaman kredit dari sebuah Bank dengan tingkat bunga 60%/tahun, maka
investasi yang dilakukan dikatakan layak jika memberikan return sama atau
lebih dari 60%/tahun atau proyek investasi tersebut harus menghasilkan Net
Present Value (NPV) atau Net Equivalence Uniform Annual Cash Flow
(EUAC) positif.
Cost of Opportunity Loss (Biaya Hilangnya Kesempatan)
Lain halnya bila investasi yang dilakukan dengan
menggunakan modal sendiri, maka penentuan MARR harus mempertimbangkan
biaya hilangnya kesempatan yang tidak diambil karena kita memutuskan atau
menjatuhkan pilihan pada alternatif lain.
Misalkan TELKOM tahun 1998 memutuskan untuk
investasi senilai Rp. 10 Trilyun dengan modal sendiri, maka
investasi tersebut menghilangkan kesempatan TELKOM untuk memperoleh return
pada alternatif investasi lainnya, misalnya membeli
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan suku bunga 70% /tahun ( = Rp. 7
Trilyun /tahun).
Risk Investment
Suatu investasi akan mengandung resiko, berapapun
kecilnya resiko tersebut. Besar kecilnya resiko akan sangat tergantung
pada kemampuan manajemen (investor) dalam memiliki atau mencari informasi
– informasi yang relevan dengan kegiatan investasi yang dilakukan. Semakin
sedikit informasi yang dimiliki semakin besar resiko investasi yang harus
ditanggung, demikian sebaliknya.
Jenis Organisasi dan Usaha
Suatu organisasi akan memiliki opportunity dan resiko
yang berbeda dalam melakukan kegiatan investasi dengan organisasi lainnya.
Demikian halnya dengan jenis usaha yang dimasuki. Jenis usaha manufaktur
dimungkinkan memiliki tingkat MARR yang berbeda dengan usaha pertanian,
perhotelan, dsb. Proyek pememrintah akan memiliki MARR yang berbeda dengan
jenis sektor industri yang kompetitif
4.9. PENURUNAN UMUR PROYEK
Manajemen
proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang
penting untuk menyelesaikan proyek. Hal pertama yang harus dianggap sebagai
manajemen proyek adalah bahwa proyek ini diantarkan dengan batasan
yang ada. Hal kedua adalah kemungkinan terbaik distribusi sumber daya.
Manajemen proyek adalah seni mengontrol baik hal selama proyek, dari sejak
dimulai sampai selesai.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia
(1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan
kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini
mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda”
(yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting
dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam
Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam
bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi
dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik
peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh
orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan
kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja
sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila
mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya
keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat
menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan
ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh
para ahli.
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20.Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
- Perencanaan
(planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
- Pengarahan
(directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha
BAB
5
ANALISIS
PENGGANTIAN
5.1. ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
Empat
alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah
sbb:
1. Kerusakan
(pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset.
Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah
aset menjadi kurang efisien.
2. Keperluan perubahan : aset modal (capital
aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan
manusia. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
3. Teknologi : Dampak perubahan teknologi
terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda. Contoh : peralatan manufaktur
terotomatisasi. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
4. Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan
perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset
dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh : menyewa (mengontrak) aset
mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset tersebut. -> dapat
dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)
Umur
ekonomi (economic life) adalah periode waktu (tahun) yang menghasilkan
equivalent uniform annual cost (EUAC) minimum dari kepemilikan dan
pengoperasian sebuah aset.
Umur kepemilikan (ownership life) adalah
periode antara tanggal perolehan dan tanggal “pembuangan” (disposal) oleh
seorang pemilik. Contoh : sebuah mobil dapat berfungsi sebagai kendaraan
keluarga utama untuk beberapa tahun dan kemudian berfungsi sebagai angkutan
lokal untuk beberapa tahun kemudian.
Umur fisik (physical life) adalah periode
antara perolehan awal dan pelepasan (pembuangan) akhir sebuah aset selama
rangkaian kepemilikannya. Contoh : mobil yang baru saja digambarkan dapat
memiliki beberapa pemilik selama keberadaannya.
Masa manfaat (useful life) adalah periode waktu
(tahun) selama sebuah aset berada dalam masa produktif (baik sebagai aset utama
maupun cadangan). Masa manfaat adalah estimasi seberapa lama sebuah aset
diharapkan dapat dimanfaatkan dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan
pendapatan.
5.2. FAKTOR-FAKTOR YANG
HARUS DIPERTMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN
Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan
keputusan yang logis, sehingga ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam analisis penggantian :
1. Kesalahan estimasi masa lalu
1. Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada
analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah relevan (kecuali terdapat
implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai buku (BV) sebuah aset lebih
besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya, perbedaannya seringkali
dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’ tersebut juga timbul
ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan lebih tinggi dari
yang diantipasi dst.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
2. Perangkap Sunk Cost
(Biaya Tertanam)
Jika pajak dilibatkan, kita harus
memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi teknik. Kesalahan serius dapat
terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
3. Nilai investasi aset
lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang pihak luar (outsider
viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah investasi aset lama (defender). Outsider
Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang netral dalam menetapkan MV sebuah
aset bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk
memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan
untuk memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
Contoh 1 :
Investasi modal sebuah mesin yang dibeli
dua tahun lalu adalah $20.000. Mesin tersebut telah disusutkan dengan
menggunakan metode MACRS (GDS), dan BVnya saat ini adalah sebesar $9.600. MV
mesin tersebut, jika dijual saat ini, adalah $5.000 dan akan memerlukan biaya
$2.000 untuk mereparasi mesin agar tetap dapat dipergunakan selama lima tahun
lagi. Berapakah (a) total investasi aset lama dan (b) nilai yang tidak
diamortisasi?
Jawaban :
Investasi aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin baru yang tersedia.
(a) Investasi untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000
(b) Jika mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak diamortisasi akan sebesar $9.600 - $5.000 = $4.600
4. Pentingnya konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian aset seringkali menimbulkan capital gain atau capital loss atau keuntungan atau kerugian dari penjualan tanah atau properti yang dapat disusutkan. Untuk memperoleh analisis ekonomi yang akurat dalam hal ini, analisis harus dibuat dengan dasar setelah pajak (after-tax basis).
Pengaruh pajak penghasilan pada keputusan penggantian tidak dapat diabaikan. Kredit pajak penghasilan yang hilang berkaitan dengan alternatif mempertahankan aset lama akan menjauhkan preferensi ekonomi dari aset lama, sehingga mendorong aset pengganti sebagai pilihan lebih baik.
Jawaban :
Investasi aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin baru yang tersedia.
(a) Investasi untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000
(b) Jika mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak diamortisasi akan sebesar $9.600 - $5.000 = $4.600
4. Pentingnya konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian aset seringkali menimbulkan capital gain atau capital loss atau keuntungan atau kerugian dari penjualan tanah atau properti yang dapat disusutkan. Untuk memperoleh analisis ekonomi yang akurat dalam hal ini, analisis harus dibuat dengan dasar setelah pajak (after-tax basis).
Pengaruh pajak penghasilan pada keputusan penggantian tidak dapat diabaikan. Kredit pajak penghasilan yang hilang berkaitan dengan alternatif mempertahankan aset lama akan menjauhkan preferensi ekonomi dari aset lama, sehingga mendorong aset pengganti sebagai pilihan lebih baik.
5. Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi
ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost – EUAC)
kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui umur
ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset lama
harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
6. Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus
dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus
dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang
biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset baru.
5.3. MASALAH PENGGANTIAN YANG KHAS
Contoh dibawah ini diselesaikan dengan
metode berbasis sebelum pajak. Setelah itu dilakukan analisis dengan metode
berbasis setelah pajak dengan menggunakan sistem penyusutan umum (GDS) MACRS
untuk pompa baru (penantang). Sedangkan penyusutan pompa lama dilanjutkan
berdasarkan sistem penyusutan alternatif (ADS) MACRS, yang dipilih pada saat
aset tersebut mulai digunakan. Kedua analisis menggunakan Outsider viewpoint untuk menentukan investasi dalam pompa lama jika
tidak diganti dengan pompa baru.
Contoh 2 :
Manajer
sebuah perusahaan pembuat karpet sedang memikirkan operasi sebuah pompa utama
pada salah satu alur proses pencairan. Setelah membahas masalah ini dengan
supervisor plant engineering, mereka memutuskan untuk melakukan analisis
penggantian. Mereka juga memutuskan untuk menggunakan sembilan tahun periode
analisis yang dianggap sangat tepat untuk situasi ini. Perusahaan memiliki MARR
10% per tahun untuk investasi modal proyek sebelum pajak, dan 6% per tahun
setelah pajak. Tarif pajak penghasilan sebesar 40%.
Pompa
lama, katakanlah pompa A, termasuk motor penggerak dengan pengendali terpusat,
memerlukan biaya $17.000 pada lima tahun lalu. Periode pemulihan ADS pompa ini,
jika digunakan pada fasilitas pabrik karpet, adalah sembilan tahun. Catatan
akuntansi memperlihatkan bahwa telah dilakukan penyusutan berdasarkan metode
garis lurus dengan ketentuan setengah tahun.
Beberapa
masalah telah terjadi pada pompa A, termasuk penggantian terhadap alat
pendorong dan bantalan poros, dengan biaya $1.750 per tahun. Biaya operasi dan
pemiliharaan (O&M) tahunan telah dirata-ratakan sebesar $3.250. Biaya
asuransi dan pajak properti sebesar 2% dari investasi modal awal. Pompa
tersebut nampaknya masih dapat dipergunakan selama sembilan tahun berikutnya
jika pemeliharaan dan reparasi yang dilakukan saat ini terus dilanjutkan. Jika
pompa ini masih dapat terus dipergunakan, maka setelah sembilan tahun nanti
MV-nya kira-kira akan sebesar $200.
Selain
alternatif melanjutkan penggunaan pompa lama, terdapat alternatif lain yaitu menjual
pompa tersebut secepat mungkin dan membeli sebuah pompa jenis baru. Harga pompa
baru tersebut, katakanlah B, adalah $16.000. Nilai pasar sebesar $750 dapat
diperoleh dari pompa lama. Kelas umur sembilan tahun (kelas properti MACRS lima
tahun) dapat diterapkan pada pompa baru berdasarkan GDS. Perkiraan nilai pasar
pada akhir tahun kesembilan akan sebesar 20% dari investasi modal awal. Biaya
O&M untuk pompa baru diperkirakan sebesar $3.000 per tahun. Pajak tahunan
dan asuransi akan berjumlah 2% dari investasi modal awal
Jawaban :
Pompa lama A
Investasi
modal ketika dibeli 5 tahun lalu -$17.000
Kelas
umur (dan periode pemulihan ADS) 9
tahun
Biaya
tahunan :
Penggantian pendorong dan bantalan poros -$1.750
Biaya operasi dan pemeliharaan -$3.250
Pajak dan asuransi : $17.000x2% -$ 340
-$ 5.340
Nilai
pasar saat ini $
750
Perkiraan
nilai pasar akhir tahun ke sembilan berikutnya
$ 200
Nilai
buku saat ini : $17.000 (1-(1/2)(1/9)-4(1/9))
$ 8.500
Pompa baru B
Investasi
modal -$16.000
Kelas
umur 9
tahun
Kelas
properti MACRS 5
tahun
Perkiraan
nilai pasar pd akhir th ke-9 : $16.000x20% $ 3.200
Biaya
tahunan : Operasi dan pemeliharaan -$3.000
Pajak dan asuransi : $16.000x2% -$ 320
-$3.320
Tarif
pajak penghasilan efektif = 40%
MARR
(sebelum pajak) = 10%
MARR
(setelah pajak) = 6%
Analisis sebelum pajak.
Berdasarkan
outsider viewpoint, jumlah investasi
aset lama ini akan sebesar MVnya saat ini yaitu $750; yakni opportunity cost dari mempertahankan
aset lama. Jumlah investasi pada pompa A mengabaikan harga pembelian awal
sebesar $17.000
Analisis
ekuivalen nilai tahunan (equivalent
annual worth-AW) pompa A dan pompa B
Periode
studi : 9 tahun Pertahankan
Penggantian
Pompa
A dengan pompa B
AW
(10%)
Biaya -$5.340 -$3.320
Biaya
pemulihan modal :
-($750-$200)(A/P,10%,9)
- $200(0,10) -$ 115
-($16.000-$3.200)(A/P,10%,9)-$3.200(0,10) -$2.542
-$5.455 -$5.862
Karena
pompa A memiliki nilai AW negatif yang paling kecil (-$5.455>-$5.862),
penggantian pompa tidak dibenarkan, dan aset lama harus tetap dipertahankan
setidaknya satu tahun lagi.
Analisis setelah pajak.
Perhitungan
ATCF aset lama (pompa A):
Akhir
tahun, k
|
(A)
BTCF
|
(B)
Penyusutan
MACRS (ADS)
|
(C)=(A)-(B)
Penghasilan
kena pajak
|
(D)=-0,4(C
)
penghasilan
40%
|
(E)=(A)+(D)
ATCF
|
0
|
(-)$750
MV
|
Tidak ada
|
(+)-$7.750
MV-BV
|
(-)+$3.100
-0,4(MV-BV)
|
(-)$3.850
0,6MV+0,4BV
|
1-4
|
-5.340
|
$1.889
=
17.000(1/9)
|
-7.229
|
+2.892
|
-2.448
|
5
|
-5340
|
$944
=17.000(1/2)(1/9)
|
-6284
|
+2.514
|
-2.826
|
6-9
|
-5.340
|
0
|
-5.340
|
2.136
|
-3.204
|
9
|
200
|
|
200(*)
|
-80
|
+120
|
(*)
Keuntungan dari pembuangan aset (terkena pajak 40%)
Perhitungan
ATCF aset pengganti (Pompa B) :
Akhir
tahun, k
|
(A)
BTCF
|
(B)
Penyusutan
MACRS (GDS)
|
(C
)=(A)-(B)
Penghasilan
kena pajak
|
(D)=
-0,4(C )
Pajak
penghasilan 40%
|
(E)=(A)+(D)
ATCF
|
0
|
-$16.000
|
|
|
|
-$16.000
|
1
|
-3.320
|
$3.200
=16.000x0,2
|
-$6.520
|
+2.608
|
-712
|
2
|
-3.320
|
5.120
=16.000x0,32
|
-8.440
|
+3.376
|
+56
|
3
|
-3.320
|
$3.072
=16.000x0,192
|
-6.392
|
+2.557
|
-763
|
4
|
-3.320
|
$1.843
=16.000x0,1152
|
-5.163
|
+2.065
|
-1.255
|
5
|
-3.320
|
$1.843
|
-5.163
|
+2.065
|
-1.255
|
6.
|
-3.320
|
922
=16.000x0,0576
|
-4.242
|
+1.697
|
-1.623
|
7-9
|
-3.320
|
0
|
-3.320
|
+1.328
|
-1.992
|
9
|
+3.200
|
|
+3.200(*)
|
-1.280
|
+1.920
|
(*)
: Keuntungan dari pembuangan aset (terkena pajak 40%)
AW
(6%) pompa A = -$3.850(A/P,6%,9) - $2.448(P/A,6%,4)(A/P,6%,9) –
[$2.826(F/P,6%,4)+$3.204(F/A,6%,4)-120](A/F,6%,9)
= -$3.333
AW
(6%) pompa B = -$16.000(A/P,6%,9) – [$712(P/F,6%,1)-$56(P/F,6%,2)
+$763(P/F,6%,3)+$1.255(P/F,6%,4)+$1.255(P/F,6%,5)
+$1.623(P/F,6%,6)+$1.992(P/F,6%,7)+$1.992(P/F,6%,8)
+$1.992(P/F,6%,9)](A/P,6%,9)
=
-$3.375
Oleh
karena AW kedua pompa hampir sama, pertimbangan lain, seperti keterandalan
pompa baru yang lebih baik, dapat mengurangi preferensi ekonomi pompa A. Biaya
tahunan setelah pajak dari kedua alternatif jauh lebih kecil dibandingkan
dengan biaya tahunan sebelum pajak.
5.4. ALUR KEPUTUSAN PENGGANTIAN YANG KHAS
Evaluasi periodik Terhadap semua aset
Tidak Diperlukan Penggantian?
(untuk setiap analisis
penggantian)
Ya
Analisis pelepasan tidak Apakah aset lama
Buat keputusan akan
diganti?
Ya
Hitung umur ekonomi Apakah aset
pengganti
Aset lama. Terbaik
= aset lama?
Ya
Jika umur ekonomi Apakah
pertimbangan Kemungkinan dibutuhkan
Telah dicapai, ganti aset pajak/ perubahan asumsi
coterminated
Tidak
Biaya terlibat? Buat
keputusan
Tidak
Hitung umur ekonomi aset
Lama dan biaya tambahan
Pada tahun satu, dua, dst.
Hitung umur ekonomi
Dan EUAC minimum
Aset pengganti terbaik
Gambar. Pengelolaan aset dan alur keputusan analisis penggantian
5.5. MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET BARU DAN LAMA
1. MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET BARU (PENANTANG)
Sangat penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun
demi tahun atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga
keduanya dapat dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan
biaya yang paling hemat keduanya.
Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika investasi
modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat diestimasi.
- Analisis sebelum pajak
PWk (i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)
TCk (i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1
+ Ek
Contoh :
Sebuah truk forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan
diharapkan memiliki nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti
diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per
tahun, berapa lama aset tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
Jawab :
Penentuan umur ekonomi N sebelum pajak aset baru :
(1)
Akhir tahun,k
|
Biaya penggunaan pada tahun,
k
|
EUAC tahun k
|
||||
(2)
MV, akhir tahun, k
|
(3)
Penyusutan aktual selama
tahun, k
|
(4)
Biaya modal = 10% dari MV
awal tahun
|
(5)
Biaya tahunan (Ek)
|
(6) = (3)+(4)+(5)
Total biaya (marginal) tahun
k (TCk)
|
(7)
EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
|
|
0
|
$20.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
15.000
|
$5.000
=20.000-15.000
|
$2.000
= 20.000x0,1
|
$2.000
|
$9.000
|
$9.000
|
2
|
11.250
|
3.750
=15.000-11.250
|
1.500
= 15.000x0,1
|
3.000
|
8.250
|
8.643
|
3
|
8.500
|
2.750
=11.250-8500
|
1.125
=11.250x0,1
|
4.620
|
8.495
|
8.600
® EUAC
minimum (N*=3)
|
4
|
6.500
|
2.000
=8500-6500
|
850
=8500x0,1
|
8.000
|
10.850
|
9.082
|
5
|
4.750
|
1.750
=6500-4750
|
650
=6.500x0,1
|
12.000
|
14.400
|
9.965
|
Asumsi : semua arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.
Kolom 3 : Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara
nilai pasar awal dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung
berdasarkan metode formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi
pasar.
Kolom 4 : Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang
tidak direcover (diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 : Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap
tahun jika aset tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan
selanjutnya digantikan pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun
N*. ® Pada aset disini memiliki EUAC minimum jika
dipertahankan kegunaannya hanya selama tiga tahun (yaitu N*=3).
EUAC2 (10%)= $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) +
[$2.000(P/F,10%,1)
+ $3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)
= $8.643
- Analisis setelah pajak
PWk (i%) = I + S[(1-t)Ej
– tdj ](P/F,i%,j)-[(1-t)MVk + t(BVk
)](P/F,i%,k)
Melalui perhitungan ini akan diketahui PW dari ATCF tahun k, PWk,
berdasarkan analisis setelah pajak dengan :
(1)
menambahkan investasi modal
awal (PW besarnya investasi jika terjadi setelah waktu nol) dan jumlah PW
setelah pajak dari biaya tahunan sampai tahun k, termasuk penyesuaian jumlah
penyusutan tahunan (d)
(2)
Menyesuaikan total PW biaya
setelah pajak dengan keuntungan atau kerugian setelah pajak dari pembuangan
aset pada akhir tahun k.
Total biaya marginal setelah pajak pada setiap tahun k :
TCk (i%) = (1-t)(MVk-1 – MVk + iMVk-1
+ Ek) + i(t)(BVk-1)
Contoh :
Carilah umur ekonomi sebuah truk forklift baru berdasarkan analisis setelah
pajak yang dibahas pada contoh 3. Asumsikan bahwa forklift baru itu disusutkan
sebagai aset kelas properti tiga tahun MACRS (GDS), tarif pajak penghasilan
efektif 40% dan MARR setelah pajak 6%.
Jawaban :
Penentuan umur ekonomi aset setelah pajak.
(1)
Akhir tahun, k
|
(2)
MV, Akhir tahun k
|
(3)
Penyusutan aktual selama
tahun k
|
(4)
Biaya modal = 6% dari BOY MV
kolom (2)
=6%(2)k-1
|
(5)
Biaya Tahunan
|
(6)
Total biaya (marginal)
setelah pajak tahun k
(1-t).(kol.3+4+5)
|
0
|
$20.000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
15.000
|
$5.000
|
$1.200
|
$2.000
|
$4.920
|
2
|
11.250
|
3.750
|
900
|
3.000
|
4.590
|
3
|
8.500
|
2.750
|
675
|
4.620
|
4.827
|
4
|
6.500
|
2.000
|
510
|
8.000
|
6.306
|
5
|
4.750
|
1.750
|
390
|
12.000
|
8.484
|
t = pajak penghasilan efektif = 40%
Akhir tahun, k
|
(7)
MACRS BV pada Akhir tahun k
|
(8)
Bunga pada Kredit Pajak =
6%.t.BOY BV pada kolom(7)
=6%.40%.(7)k-1
|
(9)
Total biaya (marjinal)
setelah pajak yang telah disesuaikan
=(6)+(8)
|
(10)
EUAC (setelah pajak) sampai
tahun k
EUACk= S[(kol.9)j.(P/F,6%,j)](A/P,6%,k)
|
0
|
$20.000
|
0
|
0
|
0
|
1
|
13.334
=20.000-20.000(0,3333)
|
$480
|
$5.400
|
$5.400
|
2
|
4.444
=13.334-20.000(0,4445)
|
320
|
4.910
|
5.162
|
3
|
1.482
=4.444-20.000(0,1481)
|
107
|
4.934
|
5.090
® EUAC
minimum (N*AT= 3)
|
4
|
0
=1.482-20.000(0,0741)
|
36
|
6.342
|
5.376
|
5
|
0
|
0
|
8.484
|
5.928
|
Kolom 7 : Besarnya BV pada akhir masing-masing tahun, berdasarkan kelas
properti tiga tahun untuk forklift baru tersebut.
2.
MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET LAMA
Jika
tidak ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk
perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap
tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu
tahun.
Jika
MV lebih besar dari nol dan diharapkan menurun dari tahun ke tahun, maka perlu
dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi.
Penundaan
(postponement) umumnya diartikan sebagai penundaan keputusan mengenai kapan
akan melakukan penggantian, bukan mengenai keputusan untuk menunda penggantian
sampai tanggal masa datang tertentu.
Contoh :
Misalnya
ingin diketahui berapa lama sebuah truk forklift harus dipertahankan
kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift baru yang data-datanya
diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia dua tahun,
yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai saat ini (realizable MV) sebesar $5.000. Jika
dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya diperkirakan akan seperti
berikut :
Akhir tahun k
|
MV akhir tahun k
|
Biaya tahunan, Ek
|
1
|
$4.000
|
$5.500
|
2
|
3.000
|
6.600
|
3
|
2.000
|
7.800
|
4
|
1.000
|
8.800
|
Tentukan
periode paling ekonomis untuk tetap mempertahankan aset lama sebelum
menggantinya dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3. Biaya modal adalah
10% per tahun.
Jawaban :
Penentuan
umur ekonomi aset lama
(1)
Akhir
tahun, k
|
(2)
Penyusutan
aktual selama tahun k
|
(3)
Biaya
modal = 10% dari MV awal tahun (*)
|
(4)
Biaya
tahunan (Ek)
|
(5)
Total
biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
=(2)+(3)+(4)
|
(6)
EUAC
sampai tahun k
|
1
|
$1.000
|
$500
|
$5.500
|
$7.000
|
$7.000
|
2
|
1.000
|
400
|
6.600
|
8.000
|
7.474
|
3
|
1.000
|
300
|
7.800
|
9.100
|
7.966
|
4
|
1.000
|
200
|
8.800
|
10.000
|
8.406
|
(*)
tahun satu berdasarkan MV yang dapat dicapai sebesar $5.000
Perhatikan
bahwa EUAC minimum sebesar $7.000 berkaitan dengan mempertahankan aset lama
satu tahun lagi. Namun, biaya marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua
adalah sebesar $8.000, yang masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset
pengganti (yaitu $8.600 dari contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan
aset lama pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC
minimum truk baru. Berdasarkan data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk
mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya
dengan aset baru.
5.6. PERBANDINGAN ASET LAMA DENGAN ASET YANG BARU
Situasi ketiga terjadi ketika masa manfaat
aset pengganti terbaik dan aset lama diketahui, atau dapat diestimasi, namun
tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika
asumsi berulangan (repeatability)
tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir bersamaan (coterminated) dapat digunakan; asumsi ini menggunakan periode studi
terbatas untuk semua alternatif. Jika pengaruh inflasi akan dilibatkan dalam
analisis penggantian, dianjurkan untuk menggunakan asumsi coterminated.
Contoh 6:
Andaikan
kita dihadapkan pada masalah penggantian yang sama dengan contoh 5, kecuali
bahwa periode masa manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau (b) empat
tahun. Artinya, periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi coterminated digunakan. Untuk setiap
kasus tersebut, alternatif mana yang harus dipilih?
Jawaban :
(a)
Untuk
perencanaan tiga tahun, secara intuitif kita akan berpikir apakah aset lama
harus dipertahankan tiga tahun lagi ataukah harus segera diganti dengan aset baru
untuk digunakan tiga tahun kemudian. EUAC aset lama untuk tiga tahun adalah
$7.966 dan EUAC aset baru untuk tiga tahun adalah $8.600. Berdasarkan hal ini,
aset lama akan dipertahankan selama tiga tahun. Namun, ini tidaklah tepat.
Dengan memfokuskan pada kolom “total biaya (marginal)”, kita dapat melihat
bahwa aset lama memiliki biaya paling rendah pada dua tahun pertama, tetapi
pada tahun ketiga aset lama ini memiliki biaya sebesar $9.100; sedangkan biaya
tahun pertama aset pengganti adalah $9.000. Dengan demikian, akan lebih
ekonomis untuk mengganti aset lama setelah tahun kedua. Kesimpulan ini dapat
dibuktikan dengan menghitung semua kemungkinan penggantian dan biayanya yang
terkait, untuk selanjutnya menghitung EUAC masing-masing.
(b)
Untuk
rentang perencanaan empat tahun, alternatif-alternatif tersebut beserta
biaya-biayanya yang terkait untuk masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam
tabel dibawah ini
Penentuan
kapan untuk mengganti aset lama dengan rentang rencana empat tahun
Pertahankan
aset lama untuk
|
Pertahankan
aset baru untuk
|
Biaya
total (marjinal) untuk setiap tahun
|
EUAC
pada 10% untuk 4 tahun
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
0
tahun
|
4
tahun
|
-$9.000
|
-$8.250
|
-$8.495
|
-$10.850
|
-$9.082
|
1
|
3
|
-7.000
|
-9.000
|
-8.250
|
-8.495
|
-8.301
|
2
|
2
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.000
|
-8.250
|
-8.005
®
negatif terkecil
|
3
|
1
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.100
|
-9.000
|
-8.190
|
4
|
0
|
-7.000
|
-8.000
|
-9.100
|
10.000
|
-8.406
|
Jadi,
alternatif paling ekonomis adalah mempertahankan aset lama selama dua tahun
lagi kemudian menggantinya dengan aset baru, untuk dipertahankan dua tahun
kemudian.
Jika
analisis penggantian melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi digunakan
akibat perubahan teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan diantara dua
atau lebih alternatif harus dibuat.
Contoh 7
:
Sebuah robot digunakan dalam sebuah laboratorium
komersial untuk menangani sampel keramik yang ditempatkan dalam ruang
bertemperatur tinggi yang merupakan bagian dari sebuah prosedur pengujian.
Karena adanya perubahan kebutuhan konsumen, robot tersebut tidak akan dapat
memenuhi persyaratan kebutuhan masa datang. Sedangkan di masa datang akan
diperlukan pengujian sampel material keramik yang lebih besar, juga dengan
temperatur yang makin tinggi. Kedua perubahan ini akan melebihi kemampuan
operasi robot yang ada saat ini.
Karena
situasi ini, dua robot berteknologi tinggi telah dipilih untuk dilakukan
analisis ekonomi dan perbandingan diantara keduanya. Estimasi berikut ini telah
dikembangkan dari informasi yang diberikan oleh beberapa pengguna robot-robot
tersebut dan data-data yang diperoleh dari pembuat robot tersebut. MARR sebelum
pajak perusahaan adalah 25% per tahun. Berdasarkan informasi ini, robot mana
yang secara ekonomi lebih dipilih?
|
ROBOT
|
|
R1
|
R2
|
|
Investasi modal harga
pembelian
|
-$38.200
|
-$51.000
|
Biaya pemasangan
|
-2.000
|
-5.500
|
Biaya tahunan
|
-1.400
dalam tahun 1, dan meningkat setelahnya pada tingkat 8%/tahun
|
-1.000
pada tahun 1, dan meningkat setelahnya pada $150/tahun
|
Masa manfaat (tahun)
|
6
|
110
|
Nilai pasar
|
-$1.500
|
+$7.000
|
Jawaban :
Asumsi
berulangan (repeatability) dengan
metode AW digunakan dalam pembandingan kedua robot. Kedua robot tersebut, jika
terpilih, diharapkan dapat memberikan jasa yang diinginkan selama periode masa
manfaat totalnya. Demikian pula kedua robot paling mungkin akan diganti pada
akhir masa hidupnya dengan robot baru pengganti yang lebih baik. Ekuitas biaya
tahunan (annual equivalent cost)
sebuah penantang baru pada saat itu harus lebih kecil dari model R1 atau R2 dan
harus memberikan jasa yang sama atau lebih baik karena perkembangan teknologi
yang terus berlanjut serta persaingan diantara pembuat robot.
Estimasi
biaya tahunan R1 adalah urutan kas geometris dimulai tahun pertama. Convenience rate yang dibutuhkan untuk
menghitung PW urutan ini adalah
icr = (0,25-0,008)/1,08 = 0,1574 atau 15,74%.
Nilai
sisa (salvage value) negatif
(-$1.500) menunjukkan biaya neto yang diharapkan untuk pelepasan aset pada
akhir tahun keenam.
AWR1(25%)
= -($38.200+$2.000)(A/P,25%,6) –($1.400/1,08)(P/A,15,74%,6)
- ($1.500)(A/F,25%,6)
= -$15.382
Untuk
model R2, AW selama masa manfaatnya adalah
AW
(25%) = -($51.000+$5.500)(A/P,25%,10)
–[$1.000(P/A,25%,10)+$150(P/G,25%,10)](A/P,25%,10)
+$7.000(A/F,25%,10)
= -$17.035
Robot pengganti R1 secara ekonomis lebih
dipilih karena AW selama masa manfaatnya memiliki nilai negatif paling kecil
(-$15.382).
5.7. PENGHENTIAN TANPA PENGGANTIAN
Jika
biaya peluang modal (opportunity cost of
capital) i% per tahun, apakah proyek tersebut harus dilakukan? Tahun
kapankah paling baik untuk membebaskan (abandon)
proyek jika kita memutuskan untuk melaksanakan proyek tersebut?
Untuk ini dapat diterapkan asumsi :
- Setelah investasi modal
dilaksanakan, perusahaan akan menunda keputusan untuk membebaskan proyek
sepanjang nilai ekuivalennya (equivalent
worth) tidak menurun.
- Proyek akan dihentikan pada
waktunya yang paling baik dan tidak akan dilakukan penggantian.
Menyelesaikan masalah pembebasan (abandonment)
sama dengan menentukan umur ekonomi sebuah aset. Namun dalam masalah pembebasan
terdapat keuntungan tahunan (arus kas masuk), sedangkan analisis umur ekonomi
lebih didominasi oleh biaya (arus kas keluar).
Contoh 8 :
Sebuah mesin pengepak/pembungkus kertas daur ulang sedang dipertimbangkan
oleh perusahaan XYZ. Pendapatan tahunan setelah pajak dikurangi biaya-biaya
proyek telah dihitung. Demikian pula nilai pembebasan setelah pajak (after-tax abandoment value) mesin pada
akhir masing-masing tahun.
|
Akhir tahun
|
|||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
Pendapatan tahunan (setelah
pajak) dikurangi biaya
|
-$50.000a
|
$10.000
|
$15.000
|
$18.000
|
$13.000
|
$9.000
|
$6.000
|
$5.000
|
Nilai pembebasan mesinb
|
-
|
40.000
|
32.000
|
25.000
|
21.000
|
18.000
|
17.000
|
15.000
|
a Investasi modal
b Estimasi nilai pasar
MARR perusahaan setelah pajak adalah 12% per tahun. Kapan waktu terbaik
untuk membebaskan mesin jika perusahaan telah siap memutuskan untuk menggunakan
mesin tersebut dan menggunakannya tidak lebih dari tujuh tahun?
Jawaban :
Mempertahankan mesin selama satu tahun :
AW1(12%) =
-$50.000(A/P,12%,1)+($40.000+$10.000)(A/F,12%,1)
= -$6.000
Mempertahankan mesin selama dua tahun :
AW2(12%) =
[-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+($15.000+$32.000)(P/F,12%,2)]
(A/P,12%,2)
= -$2.132
Mempertahankan mesin selama tiga tahun :
AW3(12%) =
[-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+($18.000+$25.000)(P/F,12%,3)](A/P,12%,3)
= $622
Mempertahankan mesin selama
empat tahun :
AW4(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+($13.000+$21.000)(P/F,12%,4)](A/P,12%,4)
= $1.747
Mempertahankan mesin selama
lima tahun :
AW5(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+($9.000+$18.000)
(P/F,12%,5)](A/P,12%,5)
= $2.020
Mempertahankan mesin selama enam tahun :
AW6(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+$9.000(P/F,12%,5)
+($6.000+$17.000)(P/F,12%,6)](A/P,12%,6)
= $2.121
Mempertahankan mesin selama tujuh tahun :
AW7(12%) = [-$50.000+$10.000(P/F,12%,1)+$15.000(P/F,12%,2)
+$18.000(P/F,12%,3)+$13.000(P/F,12%,4)+$9.000(P/F,12%,5) +$6.000(P/F,12%,6)+($5.000+$15.000)(P/F,12%,7)](A/P,12%,7)
= $2.006
Jadi, nilai AW akan maksimum dengan mempertahankan mesin selama enam tahun,
yang merupakan waktu terbaik untuk membebaskan mesin.
Dalam beberapa kasus,
manajemen memutuskan bahwa meskipun penggunaan utamanya akan dihentikan, namun
aset yang ada saat ini tidak akan diganti atau dihapus sama sekali dari
penggunaannya. Meskipun aset lama secara ekonomis tidak dapat bersaing lagi,
namun tetap akan diinginkan bahkan lebih ekonomis untuk tetap dipertahankan
sebagai cadangan atau untuk penggunaan yang berbeda. Biaya untuk mempertahankan
aset lama berdasarkan kondisi seperti itu akan cukup rendah, karena MVnya yang
lebih relatif rendah dan mungkin biaya tahunan yang juga rendah.
Aset pengganti terbaik yang tersedia harus ditentukan.
Kegagalan untuk melakukan hal ini menggambarkan praktek engineering yang tidak
dapat diterima.
Setiap kelebihan kapasitas,
keterandalan, fleksibilitas, keamanan dan seterusnya dari aset pengganti akan
memiliki nilai bagi pemilik dan harus diklaim sebagai keuntungan dalam nilai
uang jika estimasi dalam nilai uang dapat dilakukan. Jika sebaliknya, nilai ini
akan dianggap sebagai keuntungan yang bersifat nonmoneter.